Efek Buruk Main Gadget Dan Internet Untuk Anak

Efek Buruk Main Gadget Dan Internet Untuk Anak

Efek Buruk Main Gadget Dan Internet Untuk Anak

Efek Buruk Main Gadget Dan Internet Untuk Anak – Para ahli menilai penggunaan internet dan perangkat (Gadget) saat ini semakin mengkhawatirkan, apalagi di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Psikolog RS Pondok Indah- Puri Indah. Meriyati M.Psi, Psi dalam diskusi online bertajuk Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Masa Pandemi. Selain digunakan oleh mereka ketika ada jadwal belajar daring.

Umumnya anak-anak dan remaja menggunakan perangkat untuk aktivitas lain. Seperti bermain game, berselancar di media sosial, dan lain sebagainya. Selain itu lanjut dr Ikhsan, gejala mata lelah bermula dari kondisi mata yang tidak segar dan selalu mengantuk akibat mata lelah. Begitu pula dengan terjadi perubahan hormonal dan daya tahan tubuh menurun akibat keasyikan bermain gadget kesayangan.

Gadget menimbulkan masalah pada mata. Namun masalah fisik dan psikis juga akan terganggu jika mata tidak terlalu lama istirahat. Namun banyak orang yang tidak menyadari gejala mata lelah yang bisa berakibat penyakit mata fatal. Biasanya mereka akan memeriksakan diri ke dokter mata setelah matanya mengalami masalah yang lebih serius.

Efek Buruk Main Gadget Dan Internet Untuk Anak

Bahkan tidak sedikit yang setiap harinya tidak lepas dari penggunaan gadget (gadget). Internet dan perangkat ini di ibaratkan pisau yang bermata dua. Semua tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya kata Meriyati. Meriyati mengungkapkan ada dampak positif dan dampak negatif dari penggunaan gadget pada anak.

Dampak positif internet dan gadget:

– Update informasi

– Mempermudah interaksi

– Mempersingkat waktu dan jarak

– Perlengkapan rekreasi

Dampak negatif internet dan gadget:

– Rendahnya konsentrasi

– Kurang bersosialisasi

– Kurang motivasi

– Mengakses informasi tanpa seleksi

– Tidak menjadi diri sendiri

– Malas gerak

Tak hanya itu tambah Meriyati penggunaan gadget juga sangat mungkin berdampak pada kesehatan mental mereka. Berikut beberapa dampak buruk yang dapat terjadi jika anak terpapar gawai dalam jangka panjang.

1. Cyberbullying

Dampak kesehatan mental yang pertama akibat penggunaan internet dan gawai secara berlebihan adalah cyberbullying. Dalam hal ini, tidak hanya seseorang yang bisa menjadi korban perundungan yang dilakukan orang lain melalui gadget.

Namun, internet juga meningkatkan risiko seseorang menjadi pelaku intimidasi. “Cyber bullying misalnya, mudahnya membuat akun palsu sehingga membuat seseorang mudah melakukan perundungan terhadap orang lain,” kata Meriyati.

2. Kecanduan (adiction)

Dampak kesehatan mental berikutnya yang sangat potensial akibat penggunaan gawai dan internet jika melewati batas merupakan ketagihan terhadap beragam aktivitas yang dapat dikerjakan lewat gadget dan internet. Yakni ketagihan main game, internet, media sosial dan juga belanja online. Apabila hal ini tidak segera disadari dan ditanggulangi oleh orang tua, maka kecanduan tersebut dapat merugikan anak dan orang lain.

Misalnya kasus seorang remaja (kelas 2 SMP) asal Sidoarjo, Jawa Timur yang rela mencuri dan membakar rumah tetangganya karena kecanduan game online. Ia membakar rumahnya karena tidak mendapatkan uang untuk top-up game online pada 8 Mei 2021.

Tak hanya itu akibat game online tersebut seorang gadis remaja asal Jambi mati-matian kabur dari rumah. Dan terdampar di Soekarno -Bandara Hatta karena ingin bertemu dengan seorang pria dan lawan mainnya di game online. Meriyati menegaskan, internet dan gawai tidak akan menjadi masalah dan tidak merugikan orang lain jika tidak digunakan secara berlebihan.

3. Gangguan makan dan tidur

Pengaruh kesehatan mental berikutnya yang jarang disadari banyak orang adalah gangguan makan dan tidur akibat penggunaan internet dan Gadget yang berlebihan. Padahal, makan tepat waktu dan tidur yang cukup akan menunjang kesehatan mental dan fisik anak. Apalagi umumnya seringnya menggunakan gadget membuat seseorang menjadi malas bergerak sekali pun (mager).

4. Depresi

Depresi menjadi dampak atau gangguan kesehatan mental selanjutnya hasilnya internet berlebihan. Dengan demikian? Sebab, hampir semua yang ada di internet dan tersaji di gadget yang kita miliki tidak ada filter instan yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh anak-anak.

Mana yang akan mengganggu dan mana yang bermanfaat. “Semua akses informasi tanpa seleksi ada di internet, yang bisa kita akses dengan mudah juga di perangkat kita. Dampak negatifnya, internet membuat banyak dari kita tidak menjadi diri sendiri,” ujarnya. Aktivitas dan tindakan tidak menjadi diri sendiri pada akhirnya juga akan mengakibatkan depresi jika tidak segera dihindari.

5. Cemas

Kecemasan juga merupakan gangguan kesehatan mental yang sering dialami oleh siapa saja yang menggunakan internet dan gawai secara berlebihan, termasuk anak-anak. Meriyati menjelaskan, kecemasan akibat penggunaan internet bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Apalagi dari informasi yang mereka baca di media sosial. Apalagi tidak semua media sosial menyajikan berita atau informasi yang benar. Ada misinformasi yang dianggap remeh oleh anak sehingga memicu kecemasan pribadi.

6. Keluhan fisik tanpa latar belakang

Medis Meriyata mengatakan, pengaruh penggunaan internet dan gawai yang berlebihan bisa membuat anak mengeluh banyak hal. Terkait dampak negatif dari tidak menjadi diri sendiri, anak-anak mungkin selalu melihat sesuatu yang baik atau menyenangkan di media sosial tentang teman-temannya.

Baik secara materi maupun fisik temannya yang berpenampilan lebih baik menurut anak Anda. Hal ini akan memicu anak mengeluh mengapa fisiknya tidak “sesempurna” temannya. Pemikiran tersebut bisa saja terjadi padahal, anak Anda tidak memiliki kekurangan fisik sedikit pun atau tidak ada masalah kesehatan sama sekali. Kecemasan dan depresi pada anak Anda juga bisa terjadi bila tidak segera diingatkan.

7. Gangguan psikotik

Dampak penggunaan internet dan gawai berlebihan pada anak selanjutnya adalah gangguan psikotik. Gangguan psikotik merupakan kondisi dimana anak akan kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi. Artinya, mereka akan kesulitan membedakan apa yang seharusnya mereka lakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari, dan asyik berimajinasi melalui informasi di internet.

Akibatnya anak-anak suka berfantasi tanpa tindakan berbaring tanpa tindakan, dan ada pula yang melakukan aktivitas yang sama seperti yang mereka lihat di internet tanpa memilah-milahnya lagi.

admin Avatar

Liyana Parker

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.